Macet sore di Lamper Tengah Semarang? Ah, sudah jadi "lagu lama" bagi warga Semarang. Tapi kali ini, pengalaman yang kami alami benar-benar di luar batas normal.
Jalan Lamper Tengah Semarang ini sebenarnya jalur komuter vital, penghubung antara Jalan Majapahit (atau Brigjen Sudiarto) dan Jalan Tentara Pelajar. Sudah sering macet? Ya. Tapi, yang kami saksikan pada sore hari (2/10) itu adalah kemacetan Lamper Tengah yang super parah, bahkan kami yang bersepeda pun ikut tersegel dalam lautan kendaraan.
Jam Pulang Kantor = Neraka Lamper Tengah
Kami memang luput. Lupa bahwa tiap sore, terutama pada jam pulang kantor Semarang (sekitar pukul 16.00–18.00), Lamper Tengah menjadi titik didih kemacetan. Daripada mengutuk, kami justru memanfaatkan momen ini untuk mengambil beberapa gambar, mengabadikan padatnya kendaraan. Khususnya di sekitar Sans Hotel Lamper Tengah atau depan Pom Bensin Lamper Tengah.
Sulit rasanya menyalahkan pertumbuhan jumlah motor dan mobil. Ini adalah konsekuensi logis dari pertumbuhan ekonomi yang membuat mobilitas pekerja dari pinggiran kota naik signifikan. Namun, sayangnya, lebar jalan dan infrastruktur di ruas-ruas protokol seperti Lamper Tengah tidak ikut tumbuh.
Data menunjukkan, rata-rata kepadatan jalan di Semarang sudah menyentuh angka 0,75% dari batas overcapacity (1%). Dan Lamper Tengah, tanpa diragukan lagi, adalah ruas protokol di koridor timur yang paling sering penuh sesak pada sore hari.
Proyek Majapahit dan Efek Domino ke Lamper
Apalagi, saat ini proyek pengerjaan perbaikan jalan di Jalan Majapahit sepertinya masih berlangsung. Ini dia biang kerok terbarunya! Banyak pengendara yang ingin "menghindari" Majapahit akhirnya dialihkan ke Lamper Tengah untuk bypass.
Sore jam 5 kurang |
Selepas Maghrib |
Niatnya menghindari, tapi justru menumpuk di Lamper Tengah. Kenapa? Karena jalanannya yang sempit ditambah aktivitas angkot dan Pedagang Kaki Lima (PKL). Inilah yang menciptakan "efek domino" kemacetan ke hampir seluruh koridor Semarang Timur.
Tips Menghindari Macet Lamper Tengah Sore Hari
Untuk para warga Semarang yang mencari nafkah dan harus melintasi jalur ini, kami punya dua saran praktis:
Cari Jalan Alternatif: Jika memungkinkan, cari jalan tikus atau jalur alternatif lain, meski harus sedikit memutar. Sedikit jauh lebih baik daripada terjebak statis.
Tunda Jam Pulang: Jika pekerjaan memungkinkan, tunda kepulangan Anda satu atau dua jam setelah puncak kemacetan (selewat pukul 18.00).
Semoga warga Semarang selalu sehat dan kuat menghadapi tantangan jalanan yang menguji kesabaran ini. Tetap semangat!
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar